NEWS

Pencarian Diintensifkan, BNPB Relokasi 28 Korban Longsor di Cilacap

Tim SAR gabungan berupaya mengevakuasi jenazah Yuni yang ditemukan tertimbun material longsoran di Worksite B-1 lokasi bencana tanah longsor, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025). Foto: Antara
Tim SAR gabungan berupaya mengevakuasi jenazah Yuni yang ditemukan tertimbun material longsoran di Worksite B-1 lokasi bencana tanah longsor, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025). Foto: Antara
apakabar.co.id, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan relokasi segera dilakukan untuk 28 keluarga yang menempati rumah di kawasan rawan longsor di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, setelah operasi penanganan darurat bencana selesai sepenuhnya.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan langkah relokasi diperlukan mengingat kondisi kontur wilayah yang masih labil dan berpotensi menimbulkan longsor susulan.

"Pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi relokasi, kata Suhariyanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, dikutip Sabtu (15/11).

BNPB mengkonfirmasi hingga saat ini operasi pencarian dan pertolongan masih berlangsung. Curah hujan yang deras dan berdurasi panjang membuat struktur tanah wilayah perbukitan di Majenang itu menjadi labil, hingga menimbun permukiman warga di sekitarnya.
Sebagaimana laporan sementara dari posko operasi di Cilacap, kata dia, sebanyak 20 orang masih dinyatakan hilang dan diduga tertimbun material longsoran di Dusun Cibaduyut, Cibeunying dan Tarukahan. Sementara tiga orang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Sekitar 200 personel gabungan dikerahkan, terdiri dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, PMI, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat sekitar terlibat dalam operasi pencarian itu.

“Kami juga mendatangkan alat berat, pompa alkon, dan memastikan kebutuhan dasar warga di sekitar lokasi terpenuhi,” kata Suharyanto.

BNPB juga mengimbau masyarakat agar mengosongkan area longsor dari segala jenis aktivitas sementara waktu demi keselamatan bersama.

Ia menegaskan bahwa relokasi menjadi langkah penting untuk memastikan keselamatan jangka panjang warga yang tinggal di daerah berisiko, sekaligus mengurangi potensi bencana serupa pada masa mendatang.

Intensifkan Pencarian

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan total warga terdampak longsor mencapai 46 jiwa dari 17 Kepala Keluarga (KK).

“Pencarian korban hilang dan tertimbun terus kami lakukan tanpa henti,” katanya.

Ia mengatakan upaya pencarian melibatkan BPBD Jateng, BPBD Cilacap, Basarnas, TNI/Polri, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, perangkat desa, relawan, dan warga.

Menurut dia, BPBD Jateng dan BPBD Cilacap pada Jumat (14/11) melakukan asesmen lanjutan dan pemantauan lapangan terkait potensi cuaca ekstrem, serta kesiapsiagaan Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana (PB).

Selain itu akses menuju lokasi diperlebar dengan bantuan ekskavator milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy.
Dinas Sosial Jateng telah mengirim bantuan logistik, perlengkapan tidur, mendirikan dapur umum, serta menyiapkan lokasi pengungsian yang aman. Bantuan tidak terduga dan bantuan rehabilitasi rumah juga disiapkan bagi warga yang rumahnya rusak akibat bencana.

Bencana tanah longsor terjadi pada Kamis (13/11) sekitar pukul 19.00 WIB serta menimbun kerusakan sejumlah rumah warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap.

Berdasarkan pendataan sementara usai kejadian, total korban mencapai 46 orang terdiri atas 23 orang selamat, dua orang meninggal dunia, dan 21 orang dilaporkan hilang.

Tiga warga yang terdiri atas Maya, Haryanto, serta Andi, mengalami luka-luka dan telah mendapatkan penanganan medis di RSUD Majenang.

Longsor tersebut merusak delapan rumah, satu rumah rusak sedang, dan mengancam 16 rumah lain di area seluas sekitar 6,5 hektare. Material longsor menimbun permukiman dan menyebabkan penurunan tanah sedalam dua meter serta retakan sepanjang 25 meter.

Hingga Jumat pukul 11.00 WIB, tiga warga ditemukan meninggal dunia, yakni Julia Lestari (20), Maya Dwi Lestari (15), dan Yuni (45), seluruhnya dari Dusun Tarukan. Sebanyak 20 warga masih dalam pencarian.