NEWS

Penjelasan BNPB soal Tenda Pengungsian di Aceh

Suasana permukiman Jorong Kayu Pasak yang rusak akibat banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Minggu (30/11/2025). Foto: Antara
Suasana permukiman Jorong Kayu Pasak yang rusak akibat banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Minggu (30/11/2025). Foto: Antara
apakabar.co.id, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan penjelasan terkait informasi pemasangan tenda pengungsian bagi warga terdampak bencana di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, yang dinilai tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyalurkan logistik berupa tenda pengungsian sejak akses jalur darat dari Medan menuju Aceh Tamiang mulai terbuka pada Sabtu (6/12).

Bahkan dalam sepekan terakhir BNPB memastikan telah mengirimkan sedikitnya 30 tenda pleton dan 1.000 tenda keluarga ke wilayah terdampak.
Dari jumlah tersebut, kata dia, sebanyak delapan tenda pleton dan 664 tenda keluarga telah terpasang sejak Rabu (9/12), sementara sisanya masih dalam proses pendirian seiring dengan penyiapan lokasi dan kondisi lapangan.

Abdul menyebutkan proses pemasangan tenda dilakukan secara bertahap dan membutuhkan waktu, dengan tim BNPB di lapangan bekerja selama 24 jam untuk memastikan warga terdampak memperoleh tempat tinggal sementara yang lebih layak.

Dengan begitu BNPB menilai narasi yang menyebutkan bahwa pemasangan tenda dilakukan berkaitan dengan agenda kunjungan Presiden ke Aceh Tamiang tidak benar.

Menurut dia, pendirian tenda pleton dan tenda keluarga dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak bencana dan akan terus dilanjutkan hingga seluruh pengungsi terfasilitasi.
BNPB, lanjut Abdul, tetap terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pelayanan penanganan darurat bencana di wilayah terdampak.

Provinsi Aceh mencatat sebanyak 817.742 jiwa masih mengungsi akibat bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah itu dua pekan lalu, sebagaimana laporan Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB pada Jumat (12/12).

Dalam keterangannya BNPB juga mengkonfirmasi bahwa selain pengungsi yang mencapai lebih dari 800 ribu jiwa, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 407 orang, sementara 31 orang masih dinyatakan hilang.